Senin, 09 Januari 2017

Gangguan Sistem Peredaran Darah


Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Sistem peredaran darah berfungsi mengangkut makanan dan zat sisa hasil metabolisme.Sistem peredaran darah manusia terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah. Sistem peredaran darah dapat mengalami gangguan (penyakit) dan kelainan bawaan (faktor genetis). Gangguan atau kelainan peredaran darah manusia dapat dikelompokkan menjadi kelainan pada darah dan kelainan pada pembuluh darah.


Gangguan pada Pembuluh Darah

Aterosklerosis

Aterosklerosis disebabkan oleh tumpukan lemak di bagian bawah lapisan dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi di otakjantungginjal, organ vital lainnya, dan lengan serta tungkaiJika aterosklerosis terjadi di arteri yang menuju otak (arteri karotid), maka bisa menyebabkan stroke. Jika arterosklerosis terjadi dalam arteri yang menuju jantung (arteri koroner), maka bisa menyebabkan serangan jantung.  Aterosklerosis bermula saat sel darah putih (leukosit) pindah dari aliran darah ke dinding arteri dan berubah menjadi sel-sel penumpuk lemak. Penumpukan ini menyebabkan penebalan di lapisan arteri.

Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi saat rusaknya otot jantung (myocardium) akibat kurangnya pasokan darah karena penyumbatan dan terganggunya aliran darah secara mendadak.Serangan jantung adalah puncak dari kerusakan yang berl0ngsung lama, yang menimbulkan kejutan emosional, kekacauan fisiologis, dan kelelahan mental.Serangan jantung pertama kali digambarkan pada tahun 1912 sebagai rasa sakit di bagian dada yang terjadi terus-menerus hingga setengah jam, dan kemudian menjalar ke tangan kiri dan rahang.  Akibatnya, muncul perasaan takut yang begitu besar dan kesulitan bernapas.
Gejala-gejala serangan jantung:
  • Kelelahan atau kepenatan
Jantung tidak efektif memompa aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, sehingga menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah.
  • Pusing dan pingsan
Disebabkan oleh penurunan aliran darah karena denyut jantung yang abnormal atau karena ketidakmampuan jantung memompa dengan baik.

Tumor Jantung

Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker ganas ataupun nonkanker (benigna, jinak). Tumor di jantung dibagi menjadi dua kelompok:

Tumor Primer

Tumor primer berasal dari dalam jantung dan bisa terjadi pada bagian mana pun dari jaringan jantung.

Tumor Sekunder

Tumor sekunder berasal dari bagian tubuh lain (biasanya paru-parupayudara, dan kulit) yang menyebar ke jantung.
Sebagian besar tumor jantung berbentuk miksoma. Miksoma adalah tumor jinak, dimana bentuknya seperti agar-agar dan tidak teratur. 75% dari miksoma berada di atrium kiri (bilik jantung yang menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru).
Gejala miksoma:

Stroke

Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kekurangan pasokan oksigen ke otak. Gangguan fungsi otak ini yang menyebabkan gejala stroke.

Jenis-jenis Stroke

Stroke Sumbatan (Stroke Iskemik)
Stroke sumbatan terjadi saat pembuluh darah ke otak tersumbat.Stroke sumbatan terbagi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan sumbatan akibat emboli. Thrombus terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian dari proses pengerasan dinding pembuluh darah (atherosklerosis). Emboli adalah gumpalan darah yang berasal dari organ lain (misalnya gumpalan darah dari jantung).
Stroke Perdarahan
Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu:
  • Stroke Perdarahan Intraserebal
Stroke Perdarahan Intraserebal (pada jaringan otak) terbagi menjadi dua, yaitu perdarahan intraserebal primer yang disebabkan oleh hipertensi dan perdarahan intraserebal sekunder yang disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, penggunaan obat pengencer darah, penyakit hati, dan leukimia.
  • Stroke Perdarahan Subarachnoid (di bawah jaringan pembungkus otak).

Faktor Risiko Stroke

1. Faktor Risiko Stroke yang Tidak Dapat Diubah
Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usiajenis kelaminras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya.Orang dengan riwayat keluarga stroke mudah terkena penyakit stroke.
2. Faktor Risiko Stroke yang Dapat Diubah
Faktor risiko stroke yang dapat diubah adalah hipertensidiabetesobesitas.

Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi.Seseorang mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke, dan serangan jantung.

Diabetes Melitus

Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat. Peningkatan kadar gula berhubungan lurus dengan risiko stroke (semakin tinggi kadar gula dalam darah, semakin mudah terkena stroke).

Obesitas

Obesitas adalah berat badan berlebih memiliki risiko yang tinggi. Penelitian menghubungkan kegemukan (terutama kegemukan sentral) dengan peningkatan risiko stroke (Olsen, 2003). Kegemukan sentral didefenisikan sebagai lingkar pinggang 120 cm atau lebih pada laki-laki dan 88 cm atau lebih pada perempuan.

Gangguan pada Darah

Anemia

Anemia adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin dalam darah.[3] Penyebab anemia adalah kurangnya kandungan hemoglobin dalam eritrosit, kurangnya eritrosit dalam darah, dan atau kurangnya volume darah dari volume normal.[3] Anemia dapat terjadi pada tubuh seseorang yang terluka dan mengeluarkan banyak darah, misalnya akibat kecelakaan.[3] Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12, anemia ini disebut anemia pernisiosa.[3]

Thalasemia

Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak mampu memproduksikan globin (protein pembentuk hemoglobin. Jika penderita thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih singkat dan lebih mudah rusak.[3]
Thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan:

Thalasemia Mayor

Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa transfusi darah. Ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan tulang, berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol, penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.[3] Gejala lain yang tampak adalah lemah, pucat, berat badan kurang, perut membuncit, dan pertumbuhan fisik tidak sesuai umur.

Thalasemia Intermedia

Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan. Namun gejala seperti thalasemia mayor baru tampak pada masa dewasa.

Thalasemia Minor

Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya ditandai dengan anemia ringan.

Leukimia (Kanker Darah)

Leukimia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh bertambahnya sel darah putih yang tak terkendali. Disamping itu, sel darah putih akan memakan sel darah merah (eritrosit) sehingga penderita mengalami anemia berat. Gejala leukimia yaitu: demam, kedinginan, badan lemah dan sakit kepala, sering mengalami infeksi, penurunan berat badan, nyeri tulang dan sendi, berkeringat terutama di malam hari.

Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit darah yang sulit membeku. Luka sedikit saja darah dapat mengucur terus, sehingga penderita mengalami kurang darah, bahkan bisa menyebabkan kematian.[3] Penyakit ini bersifat menurun, diwariskan orang tua kepada anaknya. Kaum laki-laki besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini, karena gen hemofilia cenderung menampakkan pengaruhnya pada laki-laki. Hemofilia bersifat mematikan sehingga kaum perempuan akan mati sebelum dewasa jika menderita penyakit ini


SUMBER : https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_pada_sistem_peredaran_darah_manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar